setda@tanjabtimkab.go.id (0740) 7370002
Section

Berita Daerah

Tanjab Timur Menuju Gerbang Ekonomi Jambi di Bawah Kepemimpinan Zumi Zola Zulkifli

Sabtu, 15 Februari 2014 | 16:59:01 WIB | Dibaca: 12437 Kali


Perlahan namun pasti, peluang Kabupaten Tanjab Timur menjadi gerbang perekonomian Jambi kian mendekati kenyataan, setelah koridor utama menuju kabupaten tersebut terbuka lebar dengan berdirinya jembatan Muarasabak. Impian untuk mewujudkan rencana tersebut kini tinggal selangkah lagi, ketika Pemerintah Provinsi Jambi menetapkan Tanjung Jabung Timur sebagai lokasi pembangunan pelabuhan berskala internasional Ujung Jabung.

Pelabuhan Ujung Jabung berada di jalur lintas strategis di bibir laut China Selatan. Titik koordinatnya tepat berseberangan dengan Pulau Berhala, di Sungai Itik, Kecamatan Sadu. Saat ini pembangunannya sudah dirintis dengan pembebasan lahan pelabuhan. Pemkab Tanjung Jabung Timur sudah menyiapkan lahan sekitar 4.200 hektare.

Selain menyiapkan lokasi, Pemkab Tanjab Timur juga membuka akses jalan menuju pelabuhan. Dari  pengkajian sementara, jalur menuju pelabuhan ini dapat dengan mudah dijangkau dari Kota Jambi, melalui Suak Kandis, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi. Selepas perbatasan Kabupaten Tanjab Timur, melalui Jembatan Suak Kandis, maka akan masuk ke Kecamatan Berbak, Kecamatan Nipah Panjang, dan Kecamatan Sadu.

Untuk kelancaran akses darat, mulai  tahun anggaran 2014 Pemkab Tanjab Timur juga sudah memulai pembangunan jembatan Nipah Panjang sepanjang 360 meter, yang langsung menjangkau  Kecamatan Sadu.

“Kita sepenuhnya mendukung pembangunan pelabuhan Ujung Jabung ini. Karena itu kita sudah merancang berbagai pembangunan yang menyokong pelabuhan ini,” ujar Bupati Tanjung Jabungtimur Zumi Zola Zulkifli.

Keberadaan pelabuhan Ujung Jabung  diharapkan dapat menopang perekonomian Jambi yang lebih maju. Sebab, letaknya yang strategis, berada di jalur perdagangan segitiga emas, Singapura-Batam-Johor atau lebih popular disebut Sibajo.

Diharapkan nantinya, pelabuhan ini dapat memangkas jalur ekspor Jambi, yang tidak lagi terkendala dengan tingginya biaya bongkar muat kapal yang selama ini mengandalkan Pelabuhan Talang Duku. Ini juga sebagai alternatif mengatasi pendangkalan yang kerap melanda Sungai Batanghari dan kerap menyulitkan kapal besar labuh jangkar di Talang Duku.

 

Gerbang Perekonomian

Bagi Kabupaten Tanjung Jabung Timur,  pelabuhan Ujung Jabung juga menjadi daya dorong terhadap daerah ini. Karena Tanjungjabung Timur sejak lama sudah digadang-gadang akan menjadi pintu gerbang kedua perekonomian Jambi. Sebagai daerah yang berada di pesisir timur, kabupaten ini  dianggap bisa menjadi pintu masuk bagi lalu lintas perdagangan.

Sebutan sebagai pintu gerbang kedua ini merujuk dari keberadaan pelabuhan di Kota Kuala Tungkal, ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Yang sejak lama sudah menjadi pelabuhan transit para tenaga kerja Indonesia yang datang dari Pulau Jawa, menuju Batam-Singapura-Malaysia.

Karena kondisi Kuala Tungkal yang tidak memungkinkan dibangunnya pelabuhan bongkar muat peti kemas, maka Tanjung Jabung Timur dilirik untuk pengembangan konsep pelabuhan skala besar.  Dan ini menjadi semacam pengembalian sejarah. Sebab, dulunya, di zaman Kerajaan Sriwijaya, disebutkan bahwa Muarasabak, ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Timur kini, adalah pusat pelabuhan perdagangan.

Terlepas dari sejarah penjang yang dimiliki Muarasabak, langkah awal untuk membangun pelabuhan di Muarasabak pun mulai dicetuskan. Dan itu sudah dimulai di era Gubernur Jambi Abdurrahman Sayoeti, saat ia pertama kali membangun pelabuhan samudra di Muarasabak.

Gagasan ini kemudian diteruskan oleh Gubernur Jambi berikutnya, Zulkifli Nurdin, yang kemudian lebih jauh mengembangkan konsepnya dengan penjabaran yang lebih luas. Untuk pengembangan rencana tersebut didukung dengan membuka akses jalan lingkar di Tanjung Jabung Timur. Sehingga daerah ini nantinya bisa dijangkau dari dua sisi. 

Upaya merintis rencana tersebut dimulai dari dibangunnnya jembatan Suakkandis, di Kabupaten Muarojambi. Jembatan yang berada di perbatasan wilayah Kabupaten Muarojambi dan Tanjung Jabung Timur ini membelah Sungai Kumpeh.

Setelah jembatan Suakkandis berhasil dituntaskan, rencana terus berlanjut dengan dibangunnya jembatan Berbak. Tidak jauh dari jembatan Berbak juga dibangun jembatan Palu. Nah, di saat bersamaan Pemerintah Provinsi Jambi mulai merintis ruas jalan dari sisi lain.

Ruas yang dibangun ini merupakan jalur alternatif sekaligus akses pembuka jalan menuju konsep pintu gerbang kedua.  Yakni Jembatan Batanghari II yang dibangun di Sijenjang, Kota Jambi. Jembatan yang memiliki panjang 2.270 meter itu  merupakan  jalur yang memangkas jarak tempuh menuju Muarasabak menjadi 72 kilometer.

Pemkab Tanjab Timur sesuai dengan perjanjian awal ikut menyokong pembiayan  pembangunan jembatan tersebut sebesar Rp 7 miliar, yang separuhnya telah dikucurkan pada anggaran 2003 lalu.

 

Koridor Tanjung Jabung Timur

Di awal pemerintahan Zumi Zola Zulkifli, pembangunan dibuka dengan diresmikannya jembatan Muarasabak sepanjang 737 meter. Jembatan yang membelah Sungai Batanghari ini menghubungkan Delta Berbak dan Sabak Daratan. Jembatan ini menjadikan Tanjung Jabung Timur dapat dijangkau melalui jalur darat. Dan harapan mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, agar Tanjung Jabung Timur memiliki jalan lingkar tercapai dengan keberadaan jembatan ini.

Selain berfungsi sebagai sarana transportasi, jembatan ini juga menjadikan roda perekonomian daerah ini lebih menggeliat. Karena hasil bumi dapat di angkut dengan mudah ke Kota Jambi. Dan jembatan ini juga membuka koridor pariwisata Tanjung Jabung Timur.

Salah satu aset berharga yang dimiliki Tanjab Timur adalah Taman Nasional Berbak, yang dapat  dengan mudah dikunjungi wisatawan. Taman nasional yang dikenal sebagai tempat persinggahan ribuan burung berbagai jenis dari Semenanjung Siberia, Rusia Bagian Timur ini, merupakan lahan basah terluas di Asia Tenggara.

Zumi Zola Zulkifli, pun belum lama ini mengembangkan konsep manajemen wisata alam. Di mana jembatan Muarasabak menjadi pintu masuk yang memudahkan perjalanan wisata tersebut.

Tidak berhenti sebatas jembatan Muara Sabak saja, Pemkab Tanjab Timur juga terus mendorong laju percepatan untuk membuka pintu gerbang kedua perekonomian Jambi. Untuk tahun anggaran 2013 sudah dianggarkan untuk mengganti empat jembatan menuju Delta Berbak.

Empat jembatan itu adalah jembatan Sungai Siau, jembatan Kota Raja dan  jembatan Lambur I dengan panjang masing-masing sekitar 40 meter. Satu jembatan lagi yakni jembatan Pemusiran  memiliki panjang 59 meter. Semua pembangunan jembatan ini dianggarkan di APBD 2013.

Sampai tahun 2016 nanti, sudah direncanakan untuk membangun dan melakkan rehab atas 300 jembatan di daerah ini.

Pemkab Tanjab Timur memang terus menekankan program pembangunannya terhadap jalan dan jembatan. Semua itu untuk membuka akses singkat ke Pelabuhan Samudra, sekaligus memutus rantai isolasi yang menjadi beban berat bagi daerah ini. Kondisi jalan kabupaten saat ini sudah mencapai 952,23 kilometer. Yang tercatat masih dalam layak pakai tak kurang dari separuhnya. Sementara 36,1 persen dalam kondisi rusak

Komentar Facebook

DOWNLOAD
File Download & Lampiran

PERKIRAAN CUACA
Kab. Tanjung Jabung Timur

AGENDA KEGIATAN
Kab. Tanjung Jabung Timur

PKK KAB. TANJUNG JABUNG TIMUR
pkk.tanjabtimkab.go.id


BERITA TERKINI

Rabu, 18 Desember 2024 - Berita Daerah
Selasa, 26 November 2024 - Berita Pemerintahan