Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di Provinsi Jambi, yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan, ini memang belum terlalu akrab dikenal. Namun, sejumlah potensi di wilayah ini siap melambungkan nama daerah ini. Tanjung Jabung Timur merupakan hasil pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung pada 1999. Luas wilayah kabupaten ini 13.102,25 kilometer persegi. Jumlah penduduknya 205.272 jiwa (BPS, 2010), sebagian besar petani dan nelayan.Tercatat, Produk Domestik Regional Bruto kabupaten ini pada 2010 sebesar Rp 42.198.933. Tahun sebelumnya Rp 36.079.799. Pendapatan Asli Daerah pada 2010 sebesar Rp 17.067.200.000. "Kami optimistis akan terus meningkat dengan signifikan," ujar Zumi Zola Zulkifli, STP, MA, Bupati Tanjung Jabung Timur yang baru terpilih.Alasannya, ujar Zumi, sebagian besar potensi wilayahnya belum dimanfaatkan. Di darat ada tanah subur yang siap ditanami komoditas unggulan seperti karet dan sawit. Perairannya kaya ikan. Di perut bumi ada minyak dan gas yang siap ditambang.Untuk perkebunan, Pemerintah Daerah akan mengembangkan kelapa sawit. Pemilihan kelapa sawit bukan karena ia sebelumnya menjadi pengusaha komoditas ini. Menurutnya, komoditas ini dipilih setelah melakukan kajian komprehensif terhadap potensi pertanian di wilayahnya. Jika program ini lancar, ujarnya, daerahnya bahkan perlu pabrik kelapa sawit untuk menampung dan mengolah hasilnya.Kekayaan Tanjung Jabung Timur juga terserak di perairan. Berbatasan dengan laut, kabupaten ini memiliki panjang pantai 191 km atau 90,5 persen dari panjang pantai Provinsi Jambi. Tak mengherankan jika sebagian masyarakat menggantungkan diri dari hasil laut.Sayangnya, potensi ini belum tergali optimal. Dari luas laut keseluruhan, yang bisa dijangkau nelayan baru sekitar 41 persen. Untuk itu, Bupati berusia 31 tahun ini menggelar program menebar 400 unit pompong, Bantuan ini akan diberikan secara berkala kepada nelayan dan tidak terbatas dalam kurun waktu satu tahun saja. Pompong adalah salah satu jenis perahu yang biasa digunakan nelayan setempat untuk menangkap ikan.Sejumlah 'cetak biru' lainnya juga telah dipersiapkan untuk mengatur bagaimana hasil ikan dikumpulkan, disimpan, dan didistribusikan. "Program tersebut diharapkan akan mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat, karena 50 persen dari penduduk miskin di daerah ini adalah nelayan," ujar Zumi. Cadangan minyak bumi yang terkandung di kabupaten ini ditaksir sekitar 250 juta barel. Sedangkan gas alam cair potensinya 2 miliar kaki kubik."Saat ini, perusahaan PetroChina International sudah mengeksplorasi minyak tersebut," ujar Zumi. Namun, kapasitas yang dihasilkan baru sekitar 2.700 barrel minyak mentah per hari. Harta berharga itu masih menunggu untuk dimanfaatkan.Namun, agar semua potensi itu bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin, perlu infrastruktur yang memadai. Sarana dan prasarana transportasi, misalnya, merupakan modal penting untuk mobilitas barang dan jasa, dan berpengaruh terhadap biaya operasional. Di sini ada kendala. Panjang jalan di kabupaten ini baru mencapai sekitar 925,23 km. "Yang dalam kondisi baik hanya 48,9 persen, kondisi sedang 15 persen, dan kondisi buruk 36,1 persen," ujar Zumi. Itu sebabnya, pembangunan jalan menjadi prioritas.Tahun ini, Zumi juga menargetkan, jembatan yang membentang sepanjang 737 meter dan lebar 9 meter di atas Sungai Batanghari siap digunakan masyarakat. Ini akan melengkapi Pelabuhan Samudera Muara Sabak yang pembangunannya sedang berjalan. "Kami ingin menjadi gerbang masuk untuk Jambi,†katanya. Meskipun 8 dari 11 kecamatan (73 persen) sudah dijangkau oleh jaringan listrik sistem interkoneksi Sumatera namun kabupaten ini masih relatif gelap di waktu malam. Baru 32,7 persen rumah tangga di sana mendapat penerangan listrik. Itupun memakai tenaga diesel. Zumi menyatakan saat ini pihaknya sedang mengusahakan agar dibangun towerinduk di daerah ini.Memang, masih banyak yang perlu disiapkan di Tanjung Jabung Timur, mengingat daerah ini masih muda. "Kami harus bergegas," ujar Zumi
Komentar Facebook